Saturday 16 October 2010

Integritas hidup

Integritas menurut KBBI edisi keempat (2008) adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Menjadi seorang yang berintegritas berarti menjadi seorang yang paripurna atau utuh dalam berbagai aspek hidupnya, luar-dalam, kata-perbuatan, serta pikiran-tindakan yang serasi dan selaras.

Di Alkitab istilah integritas tidak muncul, tetapi dipakai kata-kata seperti kejujuran (

Wednesday 13 October 2010

DIBENTUK UNTUK KELUARGA ALLAH


Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan.
Ibrani 2:10a
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
I Yohanes 3:1

Allah menginginkan sebuah keluarga, dan Dia menciptakan kita untuk menjadi bagian di dalamnya. Ini merupakan salah satu tujuan pokok Allah bagi kehidupan kita, yang direncanakan Allah sebelum kita di lahirkan. Keseluruhan Alkitab merupakan kisah mengenai Allah membangun sebuah keluarga yang akan mengasihi-Nya, menghormati-Nya, dan memerintah bersama-Nya selama-lamanya. “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (Efesus 1:5).”
Karena Allah itu kasih, Dia menghargai hubungan. Sifat-Nya sendiri berkaitan dengan hubungan, dan Dia memperkenalkan Diri-Nya dengan istilah-istilah keluarga; Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Trinitas adalah hubungan Allah dengan diri-Nya sendiri. Trinitas merupakan pola sempurna bagi keselarasan hubungan,, dan kita seharusnya mempelajarinya.
Allah selalu ada dalam hubungan penuh kasih dengan Diri-Nya sendiri, sehingga Dia tidak pernahh kesepian. Allah tidak menginginkan sebuah keluarga, karena itu Allah membuat rencana untuk menciptakan kita, membawa kita kepada keluarga-Nya, dan berbagi dengan kita segala yang Allah miliki. Hal ini sangat menyenangkan Allah. Alkitab mengatakan, “Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. (Yakobus 1:18).”
Bila kita beriman kepada Yesus Kristus, Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi anak-anak-Nya, orang-orang percaya lainnya menjadi saudara-saudara kita, dan gereja menjadi keluarga rohani kita. Keluarga Allah meliputi semua orang percaya pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Semua manusia diciptakan Allah, tetapi tidak semua orang merupakan anak Allah. Satu-satunya cara untuk menjadi keluarga Allah adalah dengan dilahirkan kembali kedalamnya. Kita menjadi bagian dari keluarga manusia melalui kelahiran pertama kita, tetapi untuk menjadi anggota keluarga Allah melalui kelahiran yang kedua. Allah telah memberi kita kesempatan untuk dilahirkan kembali, sehingga kita sekarang menjadi anggota keluarga Allah “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan (I Pet. 1:3)
Undangan untuk menjadi bagian dari keluarga Allah berlaku untuk semua orang, tetapi ada satu syarat; iman di dalam TUhan Yesus Kristus. ”Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. (Galatia. 3:26).”
Keluarga rohani kita sangat penting karena akan berlansung sampai selama-lamanya. Keluarg-keluarga kita di bumi merupakan pemberian Allah yang mengagumkan, tetapi bersifat sementara dan akan pecah karena jarak, perceraian, menjadi tua dan kematian. Sebaliknya, keluarga rohani kita, yaitu hubungan kita dengan orang-orang percaya lainnya, akan berlanjut sampai pada kekekalan. Keluarga rohani merupakan suatu kesatuan yang jauh lebih kuat, ikatan yang lebih tetap, ketimbang hubungan darah.

Manfaat-Manfaat Menjadi Bagian Keluarga Allah
Ketika kita dilahirkan secara rohani kedalam keluarga Allah, kita diberi beberapa hadiah hari kelahiran yang mengagumkan; nama keluarga, keserupaan dengan keluarga, hak-hak istimewa keluarga, hubungan akrab keluarga, dan warisan keluarga. Alkitab berkata, “jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. (Galatia 4:7b).”
Alkitab menyatakan, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19).” Itu berarti sebagai anak-anak Allah kita akan mendapatkan harta keluarga. Di bumi kita diberi “kekayaan kasih karunia-Nya . . . .kemurahan-Nya  . . . .kesabaran-Nya,  . . . . kemuliaan,  . .  hikmat,  . . . . kuasa, . . . . dan rahmat. Kekayaan dan warisan bagi anak-anak Allah meliputi;
1.      Kita akan bersama dengan Allah selamanya
2.      Kita akan diubah sepenuhnya menjadi sama seperti Kristus
3.      Kita akan dimerdekakan dari segala kesakitan, kematian dan penderitaan
4.      Kita akan diberi upah dan ditugaskan kembali dalam pelayanan
5.      Kita akan mendapat bagiana dalam kemuliaan Allah
Warisan yang luar biasa! Kita jauh lebiih kaya daripada yang kita sadari. Intinya kita dipersiapkan Allah, “untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu (I Petrus 1:4).” Ini berarti warisan kekal kita tidak ternilai, murni, tetap dan dillindungi. Tidak seorangpun yang bisa mengambilnya dari kita, tidak bisa dihancurkan oleh perang dan krisis ekonomi, atau oleh bencana alam. Warisan ini adalah sesuatu yang harus kita nanti-natikan dan yang untuknya seharusnya kita bekerja. Paulus berkata, ”Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya (Kolose 3:23,24).”
Hak Istimewa Terbesar Bagi Kehidupan
            Firman Tuhan berkata, “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara (Ibrani 2:11).” Biarkan kebenaran yang yang luar biasa ini kita pahami. Kita adalah bagian dari keluarga Allah, karena Yesus menjadikan kita kudus, Allah bangga akan kita. Kata-kata Yesus tidak mungkin keliru, ” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Matius 12:49-50).”
            Masuk dalam keluarga Allah merupakan kehormatan tertinggi dan hak istimewa terbesar yang pernah bisa kita terima. Tidak ada hal lain yang dapat menandinginya. Hiduplah sebagai keluarga Allah.

From: Warta Jemaat GEPKIM - Batu Aji Batam

Sunday 3 October 2010

KETIKA ALLAH TERASA JAUH

Dan aku hendak menanti-nantikan Tuhan yang menyembunykan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan DIa - Yesaya 8:17
       Mudah  untuk memuji Tuhan pada saat segala sesuatu berjalan dengan baik dalam kehidupan kita, yakni pada saat Dia menyediakan makanan, teman, keluarga, kesehatan dan situasi-situasi yang bahagia. tetapi keadaan tidak selalu menyenangkan, apa yang ada lakukan ketika Allah terasa jauh?
      Tingkat penyembahan yang terdalam adalah memuji Allah meski menderita, mengucap syukur kepada-Nya pada saat pencobaan, berharap kepada-Nya ketika dicobai, berserah diri sementara menderita, dan mengasihi Dia ketika terasa jauh.
      Persahabatan sering kali diuji melalui perpisahan, dipisahkan oleh jarak fisik atau tidak ada hubungan komunikasi. Dalam persahabatan dengan Allah, kita tidak akan selalu merasa dekat dengan-Nya. Untuk mendewasakan persahabatan kita, Allah akan mengujinya dengan masa-masa yang rasanya seperti perpisahan, yakni masa-masa ketika rasanya seolah-olah Allah telah meninggalkan atau melupakan kita.
      Selain Yesus, Daud adalah orang yang memiliki persahabatan paling dekat dengan Allah dibandingkan siapapun, Allah berkenan memanggilnya, "seorang "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu kesesakan? (Maz 10:1). Allahku, Allahku menagapa Engkau meninggalkan aku? aku berseru tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang (Maz 22:2,3).
      Tentu Allah tidak benar-benar meninggalkan Daud, dan Dia tidak meninggalkan kita juga. berkali-kali Allah telah berjanji: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau". (Ibr 13:5b).
       Setiap orang percaya pernah mengalami keadaan ini. Hal tersebut menyakitkan dan tidak enak rasanya, tetapi sangat penting untuk perkembangan iman kita. Mengetahui hal ini memberi Ayub harapan ketika dia tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya, dia berkata: "Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia;di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:8-10). Ketika Allah terasa jauh, anda mungkin berpikir bahwa Allah marah terhadap anda atau sedang menghukum anda karena suatu dosa. Sesungguhnya dosa memang memisahkan kita dari persekutuan yang akrab dengan Allah. Kita mendukakan Roh Allah dan memadamkan persekutuan kita dengan Dia melalui ketidak taatan, konflik dengan orang lain, kesibukan, persahabatan dengan dunia dan dosa-dosa lain.
       Situasi-situasi yang bisa paling memperbesar iman kita adalah saat-saat ketika kehidupan berantakan, dan Allah tidak bisa terasa jauh dari kita. Ini terjadi pada Ayub, dalam satu hari dia kehilangan segala-galanya, keluarganya, usahanya, kesehatannya, dan segala sesuatu yang dia miliki. Dan sepanjang 37 pasal dalam kitab Ayub kita bisa perhatikan bahwa Allah tidak mengatakan apapun. Tetapi diasaat semuanya ini terjadi pada Ayub, ia memuji Allah dan berkata: "  Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"(Ayub 1:20-22).
        Lalu apa yang kita lakukan ketika Allah terasa jauh?
1. Katakan kepada Allah secara persis apa yang anda rasakan
        Curahkan isi hati anda kepada Tuhan. Keluarkan semua emosi yang anda rasakan. Ayub melakukannya ketika dia berkata: " Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku. (Ayub 7:11) dia berseru ketika Allah terasa jauh. Allah bisa menangani kebimbangan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebingungan dan keraguan kita. ketika kita berseru kepada-Nya.
        Ketika Daud dalam kesesakan dengan jujur dia berkata kepada Tuhan: "aku percaya sekalipun aku berkata: aku ini sangat tertindas. (Maz 11610). Ini kedengarannya seperti sebuah kontradiksi, aku percaya Allah, tetapi aku hancur! Keterbukaan Daud sebenarnya menunjukkan iman yang dalam. Pertama: dia percaya kepada Allah, kedua: dia percaya bahwa Allah akan mendengar doanya, ketiga: dia percaya bahwa Allah akan  membiarkannya mengatakan apa yang dia rasakan dan tetap mengasihinya.
2. Pusatkan perhatian pada keberadaan Allah, sifat-Nya yang tidak berubah.
         Tanpa menghiraukan keadaan dan perasaan anda, berpeganglah erat-erat pada karakter Allah yang tidak berubah. ingatkan diri anda tantang apa yang anda tahu benar untuk selama-lamanya mengenai Allah. Dia baik, Dia mengasihi saya, Dia menyertai saya, Dia mengetahui apa yang saya Alami, Dia peduli, Dia memiliki rencana yang baik bagi kehidupan saya. V. Raymond Edman berkata: "jangan pernah meragukan didalam gelap apa yang Allah katakan kepada Allah di dalam terang". Ketika kehidupan Ayub berantakan dan Allah diam, Ayub tetap menemukan hal-hal yang membuat dia bisa memuji Allah:
a. Bahwa Allah baik dan penuh kasih
b. Bahwa Allah maha kuasa
c  Bahwa Allah melihat sampai hal terkecil dari kehidupan saya
d. Bahwa Allah memegang kendali
e. Bahwa Allah memiliki rencana untuk kehidupan saya
f. Bahwa Allah akan menyelamatkan saya
          Percaya bahwa Allah menepati janji-Nya. selama masa-masa kekeringan rohani anda dengan sabar bersandar pada janji Allah, bukan pada emosi anda, dan menyadari bahwa Dia sedang membawa anda pada tiangkat kedewasaan yang lebih dalam. Suatu persahabatan yang didasarkan pada emosi pastilah dangkal, jadi jangn terganggu oleh kesulitan. Keadaan tidak dapat mengubah karakter Allah. Kasih karunia Allah tetap dalam kekuatan penuh. Allah tetap memihak pada anda, meskipun anda tidak merasakannya. Ketika tidak ada keadaan yang menguatkan, Ayub berpegang pada Firman Allah, dia berkata: "perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya".
         Keyakinan pada Firman Allah ini membuat Ayub tetap setia sekalipun tidak ada hal yang masuk akal. Imannya kuat ditengah-tengah penderitaan: "Allah boleh membunuhku, tetapi aku tetap akan mempercayai-Nya. Ketika anda merasa ditinggalkan oleh Allah tetapi anda tetap mempercayai-Nya tanpa peduli pada perasaan-perasaan anda, anda sedang menyembah Dia dengan cara yang terdalam. Ingatlah apa yang Allah kerjakan pada anda. Seandainya Allah tidak pernah melakukan hal lain apapun bagi anda, Dia tetap layak menerima pujian anda selama sisa hidup anda karena apa yang telah Yesus lakukan bagi anda diatas kayu salib. Dia mati bagi anda dan saya, inilah alasan terbesar untuk menyembah-Nya. Amin

GBU

From: Buletin GEPKIM (Gereja Pentakosta Kudus Immanuel), 03 Oktober 2010