Sunday 5 June 2011

KEKEKALAN KRISTUS & KEMANUSIAAN KRISTUS


KEKEKALAN KRISTUS
Kekekalan dan kaliahian Kristus tidak dapat dipisahkan. Mereka yang menyangkali kekekalan-Nya juga menyankali keilahian-Nya. Apabila keilahian Kristus diakui maka tidak ada masalah untuk menerima kekekalan-NYa.
BUKTI LANGSUNG
Perjanjian Baru. Ada banyak ayat di PB yang secara eksplisit menyatakan kekekalan dan Yesus Kristus.
1.      Yohanes 1:1, Kata adalah (Inggris: “Was”) dalam kalimat “Pada mulanya adalah Firman” adalah kata Yunani hen. Dalam bentuk kata imperfek yang menekankan keberadaan yang terus menerus pada waktu lampau. Frasa itu jadi dapat di terjemahkan, Pada mulanya adalah Firman yang terus menerus ada.” Pada mulanya Yohanes kemungkinan besar kembali pada awal mula alam semesta. Yohanes mengindikasikan bahwa sejauh kebelakang mana pun, Firman itu terus ada.
2.      Yohanes 5:8, Meskipun Abraham hidup 2000 tahun sebelum Kristus. Ia dapat mengatakan, “sebelum Abraham lahir Aku ada.” Meskipun Yesus lahir di Betlehem, Ia mengklaim telah ada sebelum Abraham. Tense yang dipakai kembali penting untuk diperhatikan. Sebelum Abraham lahir, Kristus telah dan terus menerus ada. Pernyataan “Aku adalah”, tentu saja juga menunjuk pada keilahian-Nya dan merupakan klaim kesetaraan dengan YAHWE. “Aku adalah” menunjuk pada Keluaran 3:14 yang mana Allah mengidentifikasikan diri-Nya sebagai “AKU ADALAH AKU”
3.      Ibrani 1:8. Dalam ayat 8, penulis ibrani memulai suatu seri kutipan dari PL. kata pengantar untuk pernyataan-pernyataan itu adalah, “Tetapi tentang Anak ia berkata, “jadi, pernyataan yang berikutnya adalah berkaitan dengan Kristus. Oleh karena itu, pernyataan, “Tahta-Mu, ya Allah tetap untuk seterusnya dan selamanya” menunjuk pada kekekalan Kristus.
4.      Kolose 1:17, Paulus menyatakan, “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia”. Menekaknkan sekali lagi tentang kekekalan dan praeksistensi Kristus melalui penggunaan bentuk tense waktu sekarang.
Perjanjian Lama,
1.      Mikha 5:2, pernyataan ini menekankan bahwa “yang permulaan-NYa sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” meskipun Yesus dilahirkan di Betlehem (nubuat dari ayat ini), namun waktu itu bukanlah permulaan-NYa; Ia telah ada “sejak dahulu kala”.
2.      Yesaya 9:6. Kristus disebut “Bapa yang kekal”. Hal itu tidak berarti Kristus adalah Bapa, karena mereka adalah dua pribadi yang berbeda dalam trinitas. Hal itu tidak berarti bahwa kristus juga memiliki sebutan Bapa. Sebutan itu mengusulkan praeksistensi dan kekekalan.
Bukti Lansung,
1.      Asal mula Surgawi Kristus membuktikan eksistensi kekekalan-Nya. Yohanes 3:13 menekankan bahwa Kristus “turun dari Surga”. Apabila Kristus datang dari Surga maka Betlehem tidak dapat menjadi awal mula-Nya. Ayat ini mengindikasikan bahwa Ia tinggal di Surga sebelum datang kebumi, oleh karena itu, Ia adalah kekal (Lihat juga Yohanes 6:38).
2.      Karya prainkarnasi Kristus membuktikan eksistensi kekekalan-Nya. Yohanes 1:3 mengatakan bahwa Kristus menciptakan segala sesuatu (“semua” disini adalah suatu penekanan). Apabila Ia menciptakan segala sesuatu maka Ia haruslah kekal (Lihat juga 1 Kor 8:6).
3.      Sebutan Kristus membuktikan eksistensi kekekalan-Nya. (a) YAHWE. Dalam Yohanes 12:41 para rasul mengatakan bahwa Yesaya melihat kemuliaan-Nya yang dalam konteksnya ditujukan pada Kristus. Namun demikian, Yohanes mengutip dari Yesaya 6:10 dimana ia secara jelas menunjuk pada YAWHE (lihat juga Yesaya 6:3,5). Jadi, Yohanes menyetarakan Yesus dengan YAHWE, Tuhan di Perjanjian Lama; karena YAHWE adalah kekal, maka Yesus adalah kekal. (b) Adonai, dalam matius 22:44 Kristus mengutip Mazmur 110:1, “Demikianlah Firman Tuhan kepada tuanku” dan menerapkan pada diri-Nya sendiri. Istilah “Tuhan” adalah Adonai, salah satu sebutan untuk nama Allah di Perjanjian Lama. Apabila Kristus disebut Adonai, maka Ia adalah kekal, karena Allah adalah kekal.
4.      Theofani membuktikan eksistensi-Nya yang kekal. Suatu theofani dapat dijabarkan sebagai berikut: “itu adalah pribadi kedua dari trinitas yang muncul dalam wujud manusia…. Salah satu dari ketiga Pribadi Allah Tritunggal yang disebut TUHAN atau YAHWE, dalam peristiwa yang dicatat di Kejadian 18 harus dianggap sebagai Pribadi kedua dari Trinitas”. Identifikasi Kristus dengan pemunculan malaikat Tuhan (Theofani) dapat di demostrasikan dalam hal berikut ini. Malaikat Tuhan diakui sebagai yang Ilahi. Ia diperlakukan sebagai Allah (Hakim 6:11,14; catatan pada ayat 11 Dia disebut “Malaikat Tuhan”, sedang pada ayat 14 Dia disebut “Tuhan”). Malaikat Tuhan dalam peristiwa lain dibedakan dengan YAHWE karena Ia berbicara kepada YAHWE (Za 1:11; 3:1-2; Lihat Kej 24:7). Malaikat Tuhan tidak mungkin adalah Roh Kudus atau Bapa, karena Roh Kudus ataupun Bapa belum pernah di wahyukan dalam bentuk fisik (lihat juga Yoh 1:18). Malaikat Tuhan tidak lagi muncul setelah inkarnasi Kristus. Tidak ada disebut lagi tentang malaikat Tuhan di PB; Ia berhenti muncul setelah kelahiran Kristus.
KEMANUSIAAN KRISTUS
ARTI KEMANUSIAAN KRISTUS
Doktrin kemanusiaan Kristus setara pentingnya dengan doktrin keilahian Kristus. Yesus harus menjadi manusia untuk dapat mewakili umat manusia yang berdosa. Surat Yohanes pertama ditulis untuk membenarkan pengajaran yang salah, yaitu penyangkalan akan kemanusiaan Kristus yang sejati (lihat juga 1 Yohanes 4:2). Apabila Yesus bukan manusia yang sejati, maka kematian di kayu salib merupakan ilusi; Ia harus manusia sejati untuk mati bagi umat manusia. Kitab suci mengajarkan kemanusiaan sejati dari Yesus. Namun , demikian mereka juga memperlihatkan bahwa Ia tidak memiliki dosa manusia, nstur kejatuhan (1 Yoh 3:5).
IA LAHIR DARI ANAK DARA   
Kelahiran dari anak dara adalah doktrin yang esensial (dan alkitabiah); hal itu merupakan keharusan untuk menyatakan bahwa Kristus tidak berdosa. Apabila Ia lahir sebagai anak Yusuf, Ia memiliki natur dosa. Ada banyak ayat dalam Injil yang menytakan kelahiran Kristus dari anak dara. Di Matius 1:2-15 bentuk aktif dari kata kerja digunakan (hal ini tidak tercermin di versi American Standard Bible); “Abraham melahirkan Ishak” (ay versi King James). Di ayat 16, namun demikian ada perubahan yang disengaja menjadi bentuk pasif dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Kata kerja frasa “yang melahirkan Yesus” adalah pasif dan menekankan bahwa itu berlawanan dengan semua manusia sebelumnya yang terlibat dalam kelahiran putra mereka, Yusuf tidak melahirkan Yesus. (lihat pembahasan sebelumnya untuk penjelasan lebih lanjut).
IA MEMILIKI TUBUH DAGING YANG SESUNGGUHNYA DAN DARAH
Tubuh Yesus sama dengan tubuh dari manusia lain kecuali untuk kualitas-kualitas tertentu yang merupakan akibat dari dosa dan kejatuhan manusia. Lukas 1-2 menjabarkan kehamilan Maria pada waktu ia melahirkan bayi Yesus, yang meneguhkan kemanusiaan sejati dari Juruselamat. Yesus bukan phantom sebagaimana yang diajarkan oleh Decotisme. Kemudian dalam kehidupan-Nya, Ia dikenal sebagai orang Yahudi (Yoh 4:9) dan sebagai tukang kayu yang memiliki saudara laki-laki dan perempuan (Mat 13:55). Pada akhirnya, Ia sangat menderita dalam tubuh manusia-Nya: Ia mengalami rasa sakit di sesah (Yoh 19:1), ketakutan akan penyaliban (Yoh 19”18), dan disalib Ia haus sebagaimana halnya manusia (Yoh 19:28). Unsure-unsur ini menekakan kemanusiaan sejati-Nya.
IA MEMILIKI PERKEMBANGAN YANG NORMAL
Lukas 2:52 menjelaskan perkembangan Yesus dalam 4 area: mental, fisikal, spiritual, dan social. Ia terus berkembang dalam pengeahuan-NYa akan sesuatu; Ia bertumbuh secara fhisik; Ia berkemang dalam kesadaran spiritual-Nya (tentu saja tidak ada interaksi dengan dosa, karena Ia tidak tanpa dosa sejak kelahiran sampai kematian); Ia berkembang dalam hubungan social-Nya. Perkembangan-Nya dalam keempet area ini adalah sempurna; “ dalam setiap tahap Ia sempurna untuk tahap itu”.
IA MEMILIKI JIWA DAN ROH MANUSIA
 Yesus adalah manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh. Sebelum penyaliban, Yesus jiwa-Nya gundah dalam mengantisipasi salib (Yoh 12:27). Ada suatu kesadaran diri dimana Ia harus menanggung dosa seluruh dunia, dan Yesus sangat terpengaruh akan prospek itu. Yohanes 11:33 menjabarkan dalam istilah yang paling kuat tentang emosi yang dirasakan oleh Yesus dalam roh manusia-Nya pada kematian teman-Nya Lazarus. Pada prospek diambang penyaliban, Yesus sangat susah dalam roh manusia-Nya (Yohanes 13:21); dan ketika pada akhir-Nya  Ia mati menyerahkan roh-Nya (Yoh 19:30).
IA MEMILIKI KARAKTERISITK KEBERADAAN MANUSIA
Pada waktu Yesus puasa di padang gurun, Ia menjadi lapar (Mat 4:2); pada waktu Ia dan murid-murid berjalan melalui Samaria, Ia menjadi lelah dan berhenti di dekat sumur untuk berisitrahat (Yoh 4:6); Ia haus dari perjalanan hari itu di bawah terik matahari (Yoh 4:7), Yesus juga mengalami emosi manusia: Ia menagis atas kematian teman-Nya Lazarus (Yoh 11:34-35); Ia menaruh belas kasih pada orang-orang karena mereka tanpa pemimpin yang mampu (Mat 9:36); Ia mengalami dukacita dan menangis atas Yerusalem (Mat 23:37; Luk 19:41).
IA MEMILIKI NAMA MANUSIA
Ia di panggil “putra Daud”, mengidentifikasikan Ia adalah keturunan dari raja Daud (Mat 1:1). Ia juga dipanggil Yesus (Mat 1:21), setara dengan nama di PL, yaitu Yosua (artinya YAHWE menyelamatkan). Ia dianggap sebagai “Manusia”. Paulus mengindikasikan masa depan dunia yang akan dihakimi oleh seorang “Manusia” (Kis 17:31). Sebagai manusia, Yesus juga adalah pengantara antara Allah dan manusia (1 Tim 2:5).

KESIMPULAN
Jadi Yesus Kristus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia. Amin semoga dapat menjadi jawaban atas pertanyaa-pertanyaan yang mengganjal di hati tentang siapakah Yesus Kristus yang di pertanyakan oleh banyak orang dari dulu sampai sekarang.