Saturday 20 November 2010

KUASA ALLAH DALAM KELEMAHAN KITA (Bag. 1)

"Karena sekalipun Ia telah di salibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah". (II Kor 13:4). Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagi-Mu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (II Kor 12:9).

Semua orang  memiliki kelemahan. Sesungguhnya kitapun memiliki sekumpulan kelemahan dan ketidak sempurnaan; fisik, emosi, intelektual, dan rohani. Saudara juga mungkin memiliki keadaan yang tidak bisa dikendalikan yang memperlemah anda, seperti keterbatasan keuangan atau hubungan. Masalah yang lebih penting ialah apa yang akan kita kerjakan dengan kelemahan-kelemahan ini. Kebiasaan banyak orang menyangkali kelemahan mereka, membelanya, mencari dalih untuknya, menyembunyikannya dan membencinya. Hal ini mencegah Allah menggunakannya dengan cara yang Allah inginkan.Allah memiliki pandangan yang berbeda tentang kelemahan-kelemahan anda. Dia berfirman, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah Firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes 55:8-9). Karena itu Allah sering bertindak dengan cara-cara yang sangat bertentangan dengan apa yang kita harapkan. Kita mengira bahwa Allah hanya ingin memakai kekuatan-kekuatan kita, padahal Dia juga ingin menggunakan kelemahan-kelemahan kita bagi kemulian-Nya.

Alkitab berkata, "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang terpandang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan yang tidak berarti, dipilih allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri dihadapan Allah". (I Kor 1:27-29). Kelemahan-kelemahan kita bukanlah suatu kebetulan. Allah dengan sengaja mengizinkannya ada dalam kehidupan kita dengan tujuan untuk menunjukkan kuasa-Nya melalui hidup kita.
Allah tidak pernah terkesan dengan kekuatan yang hanya digunakan untuk mencukupi diri sendiri. Sesungguhnya, Dia tertarik kepada orang-orang lemah yang mengakui kelemahan mereka. Pengakuan akan hal tersebut Yesus katakan: "miskin dihadapan Allah". Inilah sikap yang diberkati Allah. Alkitab dipenuhi dengan contoh-contoh tentang bagaimana Allah senang memakai orang-orang biasa yang tidak sempurnah untuk melakukan hal-hal luar biasa walaupun mereka mempunyai berbagai kelemahan.

Kelemahan yang dimaksud bukanlah kelemahan karena dosa, Kejahatan atau cacat karakter. Tetapi kelemahan yang dimaksud adalah suatu keterbatasan yang kita warisi dimana kita tidak punya kuasa untuk mengubahnya, itu bisa keterbatasan fisik, seperti cacat, penyakit kronis, tenaga yang lemah secara alami dan lain-lain. Bisa juga suatu keterbatasan emosional, seperti trauma, ingatan yang menyakitkan, keanehan kepribadian, atau temperamen bawaan. Atau bisa pula merupakan suatu keterbatasan bakat atau kecerdasan. Tidak semua kita merupakan orang-orang yang sangat cemerlang atau berbakat.

Bila mengingat keterbatasan di dalam kehidupan kita, mungkin kita akan berkata, "Allah tidak akan pernah bisa memakaiku" Tetapi Allah tidak pernah dibatasi oleh berbagai keterbatasan kita. Sebetulnya Allah senang menaruh kuasa-Nya yang besar kedalam bejana-bejana biasa. Firman-Nya berkata: "Tetaoi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami". (II Kor 4:7). Seperti keramik biasa, kita mudah retak dan cacat serta pecah. Tetapi Allah akan memakai kita jika kita mengizinkan-Nya bekerja melalui kelemahan-kelemahan kita. Supaya hal tersebut terjadi, kita harus mengikuti teladan Paulus, yaitu:

Akuilah Kelemaha-kelemahan Anda.
Akuilah ketidak sempurnaan anda. Berhentilah berpura-pura memiliki semuanya, dan jujurlah tentang diri anda sendiri. Dari pada hidup dalam penyangkalan atau membuat alasan-alasan, ambillah waktu untuk mengenali kelemahan-kelemahan pribadi kita. Dan kita bisa membuat daftar kelemahan-kelemahan tersebut. Dua pengakuan terkenal di dalam Perjanjian Baru menggambarkan apa yang kita butuhkan untuk kehidupan yang sehat. Yang pertama adalah pengakuan Petrus yang berkata kepada Yesus, "Engkau adalah mesias, Anak Allah yang hidup". ( Mat 16:16). Yang kedua adalah pernyataan Paulus, yang berkata kepada para penyembah berhala, "Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu" (KPR 14:15). Jika kita ingin Allah memakai kita, intinya adalah kita harus mengenal siapa Allah dan siapa kita. Banyak orang Kristen yang melupakan kebenaran yang kedua itu, bahwa kita hanyalah manusia biasa!.

Senanglah Didalam Kelemahan-kelemahan Anda. 
Paulus berkata: "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah maka aku kuat". (II Kor 12:9-10). Mungkin ini tidak masuk akal, kita semua ingin dibebaskan dari setiap kelemahan kita, bukannya senang dengannya!. Tapi rasa senang adalah ekspresi iman di dalam kebaikkan Allah. Senang berarti mengatakan, "Tuhan, aku percaya Engkau mengasihiku dan Engkau tahu apa yang terbaik bagiku.

Paulus memberi kita beberapa Alasan untuk senang di dalam kelemahan bawaan kita. Pertama, kelemahan-kelemahan menyebabkan kita bergantung pada Allah. Dengan menunjuk pada kelemahannya sendiri, yang Allah tolak untuk disingkirkan, Paulus berkata,"aku bermegah atas kelemahanku". Itu berarti kapanpun kita merasa lemah, Allah sedang mengingatkan kita untuk bergantung pada-Nya. Kedua, kelemahan-kelemahan mencegah kesombongan. Kelemahan tersebut menjaga supaya kita tetap rendah hati. Paulus mengatakan, "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri dalam daging, yaitu seorang utusan iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri." (II Kor 12:7). Sebuah keterbatasan bisa bertindak sebagai pengatur yang menjaga kita untuk tidak melangkah terlalu cepat dan berlari mendahului Allah.

Ketika Gideon merekrut 32.000 prajurit untuk memerangi orang Midian, Allah memotongnya sampai tinggal hanya 300 orang, sehingga menghasilkan pertarungan 450 lawan 1 ketika mereka keluara untuk berperang melawan 135.000 prajurit musuh. Ini sepertinya resep menuju bencana, tetapi Allah melakukannya supaya bangsa Israel bisa mengetahui bahwa kuasa Allahlah, bukan kekuatan mereka sendiri yang menyelamatkan mereka.....(Bersambung ke bagian 2).
From : Warta Jemaat GEPKIM- Batu Aji-Batam
Edisi : 14 November 2010.





No comments:

Post a Comment