Sunday 9 February 2014

MENJADI TUMPUL SECARA ROHANI



Ef 4: 17-32,
4: 17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Suatu hari ketika saya sedang berbelanja makanan ringan di suatu tempat, saya berhenti tepat di depan seorang ibu yang berdagang gorengan, macam-macam gorengan dijual oleh ibu ini. Yang membuat saya berhenti di depan ibu ini bukan karena saya ingin membeli gorengannya tetapi saya sedang tertegun kagum memperhatikan ibu itu yang sedang menggoreng gorengan tersebut, ia memasukan gorengan itu tidak menggunakan sendok goreng tetapi langsung menggunakan tangannya sendiri,, waow pertunjukkan yang mengagumkan pikirku saat itu.
"apakah ibu tidak merasa kepanasan terkena minyak goreng yang panas?" tanyaku setengah kagum.
"sudah biasa kok nak jadi tidak terasa panas lagi" jawabnya sederhana.
"wah ibu hebat" kataku dengan tulus
namun tiba-tiba ada seorang yang mencela perbincangan kami, seorang bapak setengah baya.
"itu akan sangat berbahaya bagimu ibu, karena suatu saat engkau tidak akan menyadari kalau tanganmu sudah hancur terbakar atau melepuh oleh benda panas/api dan itu sangat membahayakan nyawamu, hilangnya saraf perasa sakit dikulit tanganmu itu sangat berbahaya". katanya dengan bijak dan senyum dibibirnya.
 Demikian juga dengan kita, tumpulnya kita secara rohani akan membuat kita mati secara rohani dan berpotensi mendapat penghukuman yang kekal


Ayat 19 berbunyi Perasaan Mereka Telah Tumpul yang berarti sama dengan kehilangan kepekaan.
Dan bagaimana cara untuk mencegah penumpulan hati nurani? yaitu dengan cara "mengenakan manusia baru dan hidup dalam kekudusan" -ay 23 -24.


Ciri-ciri pribadi yang telah dibaharui dan mengenakan manusia yang baru:

1. Selalu berkata-kata yang benar (ay. 25)
2. Tidak lama-lama menyimpan kemarahan (ay. 26-27)
3. Pekerja Keras dan suka memberi (ay. 28)
4. Selalu mengeluarkan perkataan yang membangun/memotivasi (ay.29)
5. Ramah dan saling mengampuni (ay. 31-32)


Note:
Ketika kita jatuh kedalam dosa, Bertobatlah!,
kalau jatuh lagi, bertobat lagi!,
jatuh lagi, bertobat lagi
dan jangan pernah menyerah

No comments:

Post a Comment