Sunday 13 February 2011

MENGABARKAN INJIL TANGGUNG JAWAB SIAPA?


Pendahuluan
            Matius 5:13-16 berrkata: "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Dan juga Matius 28:19-20 mengatakan demikian, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Jadi siapakah yang bertanggung jawab mengabarkan Injil? Pendeta? Majelis?. Umumnya orang Kristen mengabarkan Injil (MI) adalah tanggung jawab para pemimpin gereja. Alkitab tidak membenarkan anggapan ini, Alkitab tegas menandaskan bahwa yang pertama yaitu semua orang percaya adalah “garam atau “terang dunia (Mat 5:13-16); yang kedua kamu akan menjadi saksiku (Kis 1:8) dan kami ini adalah utusan-utusan Kristus (2 Kor 5:20); yang ketiga Alkitab memberikan contoh teladan gaya hidup orang Kristen pada gereja mula-mula (Kis 8:1,4); dan yang keempat mengenai perintah Yesus Kristu (Matius 28:19-20).
           
            Menyimak pada keempat butir diatas, jelaslah bahwa kewajiban mengabarkan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang telah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Setiap orang percaya wajib mengabarkan Injil sesuai kemampuan dan karunia-karunia yang di anugerahkan Roh Kudus kepadanya. Harus di akui bahwa kita sering malas atau segan melaksanakan kewajiban ini, penyebabanya antara lain adalah:
1.      Sikap tak acuh terhadap keadaan busuk sesame manusia.
Mari kita perhatikan Matius 25:31-36, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Dan juga Markus 9:43-48, “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.” Serta juga mari perhatikan Wahyu 20:11-15, “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” Setelah menyimak beberapa ayat diatas ingatlah akan kasih sayang Kristus akan manusia yang hilang seperti yang tertulis di Lukas 19:41-44, “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.  Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau." Dan juga Matius 23:37-39, "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" melalui penjabaran dari ayat-ayat diatas apakah kita masih akan tetap bersikap acuh ataupun cuek terhadap keadaan buruk sesame kita yang belum mengenal dan percaya Yesus?
2.      Takut kepada sesama manusia.
Takut kepada orang mendatangkan jerat (Amsal 20:11-15). Ketakutan kepada sesama manusia bermacam-macam bentuknya, antara lain:
a.      Takut di tertawakan, di benci, dianiaya, dianggap aneh, dan lain-lain. Mari kita simak ayat Firman Tuhan berikut ini: Yohanes 15:18-21, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku”. Juga Matius 24:9, “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,” dan ingatlah akan Firman Tuhan ini: Roma 1:16, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” Juga Ibrani 13:5-6, “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" serta Filipi 4:9, “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”
b.      Takut Kehilangan Kedudukan Dalam Masyarakat. Mari kita simak ayat Firman Tuhan berikut ini: Yohanes 12:42-43, “Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.”  Dan ingatlah akan Firman Tuhan ini, Markus 8:38, “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
c.       Malu Karena Belum Mengerti atau Menguasai Asas-asas Kepercayaan Kristen. Untuk hal ini mari kita simak ayat Firman Tuhan berikut ini, 1 Petrus 3:15, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” bandingkan juga dengan Ibrani 5:12, “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.” Oleh karena itu ingatlah Firman Tuhan berikut ini, 2 Timotius 2:15, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”
d.      Malu Karena Kehidupan Kita Sebagai Orang Kristen Belum Begitu Baik. Untuk hal ini mari kita simak Firman Tuhan berikut ini, Matius 23: 27-28, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” Dan ingatlah Firman Tuhan berikut ini, 1 Petrus 15-16, “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus dan juga 1 Petrus 2:5, “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” Serta 2 Timotius 2:9, “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu”
Oleh penyebab seperti yang di kemukakan diatas, jelas pula betapa kita perlu di gerakkan dan di perlengkapi untuk melaksanakan tanggung jawab kita mengabarkan Injil dengan baik. Pekerjaan di ladang Tuhan memang adalah berat, namun mulia dan indah. Kalau kesadaran akan kemuliaan dan keindahannya berkurang, kita akan segera merasa lelah dan malas melaksanakan tugas luhur tersebut.
            Kita mengabarkan Injil adalah kepada dunia yang tak acuh, bahakan yang bersikap bermusuhan. Dunia tidak menghargai pelayanan kita, bahkan melawannya. Iblis senantiasa menetang setiap dan segala upaya memasyurkan nama Kristus. Dan dalam perjuangan menghadapi kendala demikian, kita akan mengalami, bahwa kendati roh kita bergelora daging kita lemah sekali. Banyak orang yang mulai mengabarkan Injil dengan penuh semangat dan gairah dan akhirnya putus asa lalu meninggalkan tugas mengabarkan Injil.

Kesimpulan
            Kesempatan mengabarkan Injil terbatas (Yohanes 9:4), sangat erat terkait dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali yang makin dekat (Wahyu 22:12), juga terkait dengan hidup kita sendiri (Yakobus 4:14) dan hidup mereka – kepada siapa kita berhutang Injil.
Masalah pokok ialah, apakah kita akan memanfaatkan kesempatan yang terbatas itu untuk memuliakan Tuhan, ataukah hanya untuk kepentingan diri kita sendiri? Baiklah kita mengingat dan merenungkan, bahwa ‘Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup TIDAK LAGI HIDUP UNTUK DIRINYA SENDIRI, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah bangkit untuk mereka’ (2 Korintus 5:15).


No comments:

Post a Comment